Maka ketika mendapatkan undangan untuk menjadi pemateri dalam Workshop Puisi (diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Kampus Fakultas Ilmu Budaya, UNEJ, 29 April 2018) dengan senang hati saya menerimanya. Paling tidak, saya bisa menawarkan pemikiran tentang bagaimana kita bisa menikmati puisi sebagai bagian dari kajian ilmiah yang menuntut adanya standar-standar tertentu. Ilustrasi Lukisan khas Asmat di sebuah dinding sekolah di wlayah pastoral Paroki Atsj, Kabupaten Asmat -sekitar 5 jam perjalanan naik speedboat dari Kota Agats di Papua. Mathias Hariyadi SEBAGAI karya seni, puisi ternyata bisa menjadi sarana dialog pesannya dengan puisi sesamanya. Bahkan bisa berfungsi untuk menjadi cermin bertanya. Bagaimana laku keberagaman kita?Bagaimana cara kita beragama sebagai sesama anak bangsa. Penelusuran langkah demi langkah ini, secara metodologi baca cara mencapai sebuah pengertian atau pemahaman akan sesuatu yang disimak dari realitas kehidupan dimaksukkan sebagai metode induksi. Yaitu, dari fenomena akar yang dialami, lalu dirumuskan secara masuk akal, rasional proses menghayati itu. Mengapa mesti masuk akal? Karena untuk komunikasi saling menguji, agar dari beberapa pengalaman, lalu ditarik rangkumannya. Pengalaman-pengalaman yang induktif itu dihayati dari yang partikular banyak itu. Lalu diabstraksi menjadi tesis atau pendapat yang sering disebut sebagai teks. Inilah deduksi. Mengabtraksi dari pengalaman keragaman partikular orang-orang Batak, Jawa, Minang, Flores dan lain-lain. Lalu dibuat abstraksi menjadi kemanusiaan. Dari konteks beragam orang-orang menurut suku, lalu diabstraksi dengan metode deduksi. Maka jadilah teks. Teori sebenarnya merupakan deduksi dari pengalaman-pengalaman keindahan yang induktif beragam-ragam. Lalu dirumuskan rasional, sistematis berdasarkan hakikatnya atau esensinya. Maka muncul teori esensialis yang merumuskan hakikat pengalaman-pengalaman keindahan dari esensi-nya. Sedangkan yang dialami oleh subjek-subjek yang menghayati secara eksistensialis baca dari penghayatan seseorang karena keberadaannya dalam hidup terumuskan teori eksistensialis. Definisi atau rumusan apa itu seni dari ranah pengalaman merupakan rumusan sistematis rasional. Semacam teori dengan metodologi induksi; dari lapangan menuju abstraksi deduksi yang memberi tahu apa itu seni. *** Mari kita lihat definisi dari kamus mengenai apa itu seni. Poerwadarminta 1976 dalam kamusnya Kamus Umum Bahasa Indonesia, menulis sebagai berikut Definisi seni ialah kecakapan membuat atau menciptakan sesuatu yang elok-elok atau indah;karya yang dibuat dengan kecapakan yang luar biasa, seperti puisi’ ditandai oleh penulis lukisan ukir-ukiran dan sebagainya. Pengertian apa itu indah bisa dicari dengan metode induksi dan deduksi tadi. Di daerah di mana seni dihidupi dan berakar dengan bahasa lokalnya, misalnya Jawa, sehingga rumusannya bisa ditemukan. Dalam bahasa Jawa, kamus bahasa Jawa tinggi bernama Bausastra Jawa, di mana Poerwadarminta termasuk salah satu penyusunnya. Ditulis di Bausastra Jawa itu, rasa seni itu kagunan yang memuat makna Kapinteran;Jejasan ingkang adipeni alias karya yang berfaedah;Wudaring pambudi nganaake kaendahan – kidung, gegambaran, ngukir-ukir Yang artinya pengungkapan, bahkan pencurahan rasa yang membuahkan keindahan. Sanento Yuliman mencari padanan pada ungkapan bahasa Batak dalam kata panggorga’ dan Bali sebagai undagi’ Sanento Yuliman, Estetika yang Merabunkan, DKJ, 2020, hal. 262. Sehingga bisa dirangkum bahwa seni adalah estetika yang bersumber pada kepekaan keindahan yang dipunyai oleh rasa khusus untuk membuahkan karya elok. Sebagai definisi yang merumuskan secara logis apa itu seni dengan sistematis yang menjadi teks kamus, maka menarik saya untuk mengkategorisasi arti seni sebagai ungkapan rasa. Juga sekaligus karya yang dibuat dengan kecakapan luar biasa, dalam contoh puisi dan lukisan ini dalam kamus internasional’nya Eran Guter. *** Mengapa? Karena dari kamus Guter Aesthetics A-Z, Edinburgh Univ. 2010, ekspresi rasa itu digolongkan dalam seni sebagai ungkapan rasa senimannya. Inilah esensi seni, semisal contoh teori seninya Tolstoy sebagai emotional transmission’ transmisi emosi senimannya. cfr. Eran Guter, Aesthetics A-Z’, 2010 sub definition of art. Seni dalam kategori ekspresi rasa ini adalah yang ditulis Benedetto Croce sebagai ungkapan intuitif. Atau, menurut Collingwood, sebagai aktifitas mengklarifikasi rasa untuk diungkapkan dalam karya. Jadi, karya-karya seni sebagai ungkapan rasa, semuanya masuk kategori ini. Sebut saja kategori A. Sekali lagi, kita melihat penerapan metode induksi menuju deduksi menjadi teks rumusan. Ini kategori pertama, seni adalah ungkapan rasa. Kategori berikut, kategori kedua, seni ditelusuri dari awal rumusannya sejak Aristoteles mengkalimatkan apa itu definisi sebagai pernyataan yang menjelaskan arti ekspresi atau konsep. Yang dicirikhasi oleh usaha untuk masuk ke hakikat esensi dari seni itu. Ini yang di atas tadi, kita catat sebagai makna esensial atau pengertian metafisik adi fisik dari seni. Kategori esensialis makna seni ini, merumuskan seni sebagai mimesis. Maksudnya, menekankan kemampuan, potensi seni yang mampu menjadikan orang untuk imitasi alam, menirunya, bercermin pada semesta. Sebuah lukisan di dinding Rumah Retret Pondok Damai di Sanggau –sekitar enam jam perjalanan dari Pontianak. Mathias Hariyadi Lukisan pemandangan alam yang dimasukkan dalam naturalisme sesuai gambar alam muncul sebagai contohnya. Puisi-puisi yang memakai semesta untuk cakap-cakap, berkaca di hadapannya dalam dialaog dengan semesta juga masuk di sini. Lalu dilanjutkan peran fungsional seni yang mimesis ini atau menjadi kathersis saat bercermin pada tragedi, seluruh emosi ikut terlibat di tontonan teater, hingga dilapangkan emosi-emosinya dan jadi lega. Seni sebagai mimesis ini bisa dibaca pada karya-karya Plato, Aristoteles zaman Yunani kuno. Lalu saat rindu kembali mempelajari seni-seni Yunani kembali pada masa renaisance, yang melahirkan lagi apa yang indah di budaya Yunani kuno makna kata renaissance melahirkan lagi estetika Yunani di Eropa pasca Abad Pertengahan yang dominan estetika religiusnya. Ekspresi seni akan iman religius dalam bentuk coretan lukisan di kaca-kaca jendela di Pondok Damai Sanggau, Kalbar. Mathias Hariyadi Kategori ketiga adalah teori definisi Daniel Bell, bahwa seni adalah wujud atau forma bermakna dengan formalisme sebagai ajarannya. Namun, masalahnya dalam seni dalam formalisme ini ialah penentuan mana-mana karya seni yang tampil estetis dari formanya. Mana pula ukuran karya seni yang baik itu. Sementara itu kategori keempat sebagai reaksi terhadap mashab esensialisme, seni muncul dalam gerakan anti esensialisme pada pertengahan abad ke 20 yang melahirkan pemikir-pemikir atau filsuf yang ragu dan sangsi apakah seni itu bisa dirumuskan. Argumentasinya adalah, bila rumusan dan definisi diterapkan dalam konsep-konsep khusus tertentu, dan tetap sebagai definisi terbuka apa itu seni, secara mendasar akan rancu dirumuskan secara logis. Karena intuisi dan rasa akan tidak tuntas begitu dikalimatkan. Rasa esensialisme adalah menjadi saluran usaha terus-menerus untuk mendefinisikan seni dari beragam ranah dan dimensi. Rumusan seni pada pertengahan kedua abad 20 bisa dideskripsi dalam beberapa tipe macam. Tipe 1. Yaitu fungsional, meletakkan seni pada peranannya untuk menyebarkan promosi apa itu pengalaman estetis. Tipe 2. Historis yaitu menaruh makna seni dan karya seni pada konteks sejarah. Tipe 3. Menaruh status atau posisi seni dan karya seni dalam masyarakat dan dinamikanya saat masyarakat institusional itu sepakat menegaskan status karya itu sebagai karya seni. Contoh, lihatlah aliran-aliran seni dalam isme-ismenya sebelum post modernisme, di sana tiap zaman bersepakat menaruh status seni sebagai romantisme atau realisme atau klasik. Tokoh teori historis Danto. Pendukung rumusan seni dalam konteks pengalaman estetis adalah Beardsley dan promotor teori institusional seni adalah Dickie. Bila dideskripsi dalam benang merah terlihat bahwa teori itu perumusan pengalaman dan penghayatan seni di lapangan kehidupan yang induktif aposteriori, lalu diabstraksi dan untuk komunikasi dirumuskan secara logis, sistematis dan rasional, hingga menjadi teks mengenai seni. Namun, jelas-jelas bahwa sumber seni tetaplah dari kehidupan manusia yang di satu pihak dihayati oleh seniman atau orang-orang biasa komunitasnya sebagai yang indah yang memayu hayuning bawana atau memuliakan hidup’. Di lain pihak melalui abstraksi deduktif dari pengalaman-pengalaman kongkrit menghayati estetika dalam hidup ini, ditulislah teori rumusannya atau yang disepakai sebagai teks. *** Karena itu, bila dicoba menulis apa itu jalan seni, maka deskripsinya bisa sebagai berikut Ziarah atau jalan seni, sebelum dirumuskan secara logis rasional, baik dalam definisi kamus tulis bahasa Indonesia maupun definisi Eran Guter mewakili estetika rumusan atau definisi baik Poerwadarminta dalam kamus Bahasa Indonesia maupun Aesthetics A-Z oleh Eran Guter, orang akan menjumpai sumber estetika adalah apa-apa saja yang dialami sebagai indah dan mulia; dari kehidupan dan dari menghayati kehidupan itu sendiri. Pelukis memuliakan kehidupan dengan membuat hamparan aneka warna, hingga tampil sebagai gambar berkualitas di atas kanvas. Warna dipakai sekaligus sebagai materi yang simboliknya mengungkapkan penghayatan atas irisan hidup si seniman ke kanvas. Tarian tradisional khas Bajawa di Flores saat digelar di jalanan Air Upas –delapan jam perjalanan dari Kota Ketapang. Mathias Hariyadi Seniman kain tradisional meramunya dalam komposisi warna-warni benang songket yang ditenun indah jadi selendang dan kain untuk ritus atau resepsi. Pula proses serupa dibuat untuk kain ikat tenun. Dalam tari, para penari mengagungkan kehidupan yang kaya ragam nilai di tanah agraris, menggerakkan tubuh seirama cocok tanam, awal sampai panen di Nusantara ini mengikuti gerak alam dan pengolahnya yaitu para petani. Yang tradisonal tari mengikuti irama rutin pagi matahari terbit, para petani bahkan sudah ke sawah sampai nanti sore, di sela-sela sawah basah mananami dan menyiangi rerumput yang mengganggu. Sedang tari modern Indonesia yang sudah melepaskan diri dari keterikatan tradisi, berusaha mencari hal baru dari kehidupan, keindahan untuk sapa manusia zaman ini, kebenarannya untuk dijadikan arah pengembangan ilmu, keadilannya untuk para pejuang kemanusiaan dan hak-haknya. Kesuciannya untuk berlutut di hadapan kehidupan, mengaku laku salah, serakah menghancurkan dan merusaknya selama ini. Kebaikannya yang tiap hari memberi rejeki asal tidak serakah dan memanipulasinya untuk kepentingan sendiri, namun membaginya sebagai berkat bagi sesama. *** Momen puisi Momen yang tak terbahasakan kata lagi ini saya alami dan saya hayati dalam-dalam, ketika Arswendo Atmowiloto, 26 Juli 2019 dipanggil Tuhan. RIP Rinengkuh Ing Pangeran Erat pegangan Melemah Diganti ulur tangan-Nya RIP adalah ungkapan jiwa manusia yang berbela sungkawa, yang berkabung dengan harapan semogalah Arswendo beristirahat dalam damai. Bahasa lainnya requiescat in pace atau nuansa Jawanya adalah moga Rinengkuh Ing Pangeran, yang dalam bahasa Inggris adalah Retire in Peace. Cobalah menangkap kontekstualisasi ungkapan doa harapan untuk kepergian sahabat diwadahi’ dalam rumah bahasa Jawa, Inggris dan Latin. Ditaruh dalam penggolongan definisi seni baca definisi adalah rumusan pengertian mengenai isi seni, pengalaman menghayatinya, terangkum salah satu definisi seni sebagai ekspresi atau ungkapan rasa atau emosi pelukisnya, untuk lukisan dengan jiwa tampak. Rasa sedih, berduka dan toh berharap dalam heningNya, melalui puisi RIP oleh penyairnya atau sederhana saja melukiskan melalui kata yang dirangkai dan diheningi dengan makna suasana berkabung atau suasana duka melalui puisi. Karena itu, saya juga menulis jejak puisi dalam Puisi Berjejak tahun 2004, 10 Maret. Bila kamu mau mengalami puisi Kebenaran kan berjejak Keindahan berembun Membasahi kehidupan bertapak Di sini ada pemahaman yang ditulis menjadi konsep mengenai kehidupan sebagai sumber kebenaran, yang dalam eksplorasi rasional dan pengembangannya menjadi pengetahuan. Ranah kehidupan yang menjadi rumah untuk yang indah itulah estetika atau seni. Ranah kehidupan yang menyusuri dan menjadi laku hidup baik, itulah etika. Saat hidup dihayati, ditanyakan mendasar siapa pencipta, disanalah religiositas atau yang suci berumah. Tarian adat Dayak yang dikemas dalam balutan seni modern di Pontianak dalam kesempatan pembukaan SEKAMI. Mathias Hariyadi Mengemas seni dalam citarasa modernitas di acara SEKAMI di Pontianak. Mathias Hariyadi Menghayati kehidupan dengan mengalami keindahannya oleh Mark Johnson dalam Aesthetics of Embodied Life cfr. Art and the Aesthetics of Life, 2018, dibeberkan ciri-ciri atau dimensi-dimensi pengalaman estetisnya sebagai Kualitatif berada di emosi artinya dihayati dalam rasa; menyentuh rasa, ekspresinya membutuhkan metafora-metafora untuk melampau pengkerdilan reduksi penyempitan pisau analitik rasional. Dengan kata lain, pengalaman estetis dari kehidupan dikenali wajah-wajahnya dengan menyadarinya, semisal Jiwa Tampak dalam lukisan Soedjojono atau dialog batin komunikatif dengan karya sastra puisi atau pun prosa. Wajah ajakan dialog batin rasa puitis itulah yang menjadi jejak-jejaknya dalam hidup, semisal puisi Joko Pinurbo yang saya jawab ajakan dialognya salah satunya dalam puisi saya berjudul Buat JokPin. Buat JokPin Jelang Natal 2019 kau tulis ketika aku berdoa Tuhan tak pernah menanyakan agamaku kutambah sehatkah anakku? kujawab lirih dalam hadirMu tak hanya sehat ragaku namun pula jiwaku karena dalam hening suwungMu hanya ada engkau dan bukan agama tentang Kau! Dalam dialog puisi saya dan puisi JokPin, jejak sosiologis langsung tampak lantaran persoalan pengalaman keberagaman dipertajam makna hakikinya dalam kata kunci religiositas pengalaman hening keimanan pada Tuhan. Agama bisa secara sosiologis dihayati sebagai pengetahuan tentang Tuhan. Maka tahapan pengalaman di tingkat ini, lalu menjadi pengetahuan budi dan belum ke hati. Dalam tingkatan ini, kemanusiaan yang mestinya menyatukan masyarakat disumbernya yaitu keimanan bahwa manusia adalah citra Allah, gambar ayu dan agung Allah imago Dei, bisa bertemu dialog antara keyakinan religiusitas dengan manusia pada hakikatnya adalah khalifatullah Allah dan temu dialog ini dalam kalimat puisi JokPin ditulis dengan menggugat’ kontras antara sehari-hari sosiologis politis beragama, di mana dipisahkan garis agama kami versus agama mereka dan berakibat memecah dan tidak merukunkan. Padahal dalam religiusitas hening doa, Tuhan tidak pernah menanyakan apa agama kita. Karena itu kutanggapi dengan puisi bahwa pada saat menghayati kehadiran Tuhan dalam doa hening di sana yang hadir adalah Engkau baca Tuhan dan bukan mengenai Tuhan, tentang Kau. Tarian khas Papua di atas panggung seni SEKAMI di Pontianak. Mathias Hariyadi contohpuisi tentang kesenian. Inilah contoh puisi tentang kesenian dan ulasan lain mengenai hal-hal yang masih ada kaitannya dengan contoh puisi tentang kesenian yang Anda cari. Berikut ini tersedia beberapa artikel yang menjelaskan secara lengkap tentang contoh puisi tentang kesenian. Klik pada judul artikel untuk memulai membaca. 4 Puisi tentang Kebudayaan Indonesia yang Mengobarkan Nasionalisme. Foto Unsplash/ Anggit RizkiantoIndonesia memiliki kekayaan warisan budaya yang beragam. Dilansir dari situs resmi Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik IKP, Kementerian Komunikasi & Informatika RI, Freddy H. Tulung menggambarkan bahwa keanekaragaman dan ciri khas sejarah, budaya dan bahasa yang dimiliki masing-masing penduduk dari Sabang-Merauke, ketika menyatu menjadi satu bangsa melahirkan suatu keindahan. Keanekaragaman ini harus terus dilestarikan dengan dasar semangat persatuan dan cinta tanah air, sebangsa dan senegara. Untuk itu mari kita berperan dalam melestarikan budaya yang ada, salah satunya lewat membaca, meresapi, dan membagikan puisi tentang kebudayaan sejarah Indonesia. 4 Puisi tentang Kebudayaan Indonesia yang Mengobarkan NasionalismeBerikut ini kumpulan puisi tentang kebudayaan Indonesia yang mengobarkan nasionalisme di hati karya sastrawan ternama bangsa Chairil Dan bara kagum menjadi apiDi depan sekali tuan menantiTak gentar. Lawan banyaknya seratus di kanan, keris di kiriBerselempang semangat yang tak bisa barisan tak bergenderang-berpaluKepercayaan tanda jalan ajal baru tercapaiFebruari 1943 Budaya, Th III, No. 8 Agustus 1954PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNOAyo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janjiAku sudah cukup lama dengan bicaramudipanggang diatas apimu, digarami lautmuDari mulai tgl. 17 Agustus 1945Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimuAku sekarang api aku sekarang lautBung Karno ! Kau dan aku satu zat satu uratDi zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayarDi uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh1948 Liberty, Jilid 7, No 297, 1954KRAWANG-BEKASIKami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasitidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,terbayang kami maju dan mendegap hati ?Kami bicara padamu dalam hening di malam sepiJika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakKami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi sudah coba apa yang kami bisaTapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawaKami cuma tulang-tulang berserakanKaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakanAtau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapanatau tidak untuk apa-apa,Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkataKaulah sekarang yang berkataKami bicara padamu dalam hening di malam sepiJika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakTeruskan, teruskan jiwa kamiBerjagalah terus di garis batas pernyataan dan impianyang tinggal tulang-tulang diliputi debuBeribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi1948 Brawidjaja, Jilid 7, No 16, 1957PRAJURIT JAGA MALAMWaktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnyaada di sisiku selama menjaga daerah mati iniAku suka pada mereka yang berani hidupAku suka pada mereka yang masuk menemu malamMalam yang berwangi mimpi, terlucut debu......Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !1948 Siasat, Th III, No. 96 1949Itulah 4 Puisi tentang sejarah kebudayaan Indonesia. Kiranya dapat membuat kita semakin bangga akan tanah kelahiran tercinta. Terus semangat, kobarkan nasionalisme dan patriotisme di hati. Garuda di dadaku! Ve
MediaSastra dan Seni Budaya. Tempat ngumpulnya inspirasi dari orang-orang hebat yang belum banyak terekspos media. 5 Agu 2022. Home HALAMAN 7 Puisi Agus Widiey | Lagu Kegagalan. Puisi Agus Widiey | Lagu Kegagalan negerikertas.com. Agustus 05,
- Inilah puisi bertema seni, pembahasan tentang aneka hal yang erat kaitannya dengan puisi bertema seni serta keajaiban-keajaiban dunia sejumlah artikel penting tentang puisi bertema seni berikut ini dan pilih yang terbaik untuk Anda.…Membuat puisi tentang gunung meletus memang cukup sulit, apalagi bagi mereka yang memang jarang membuat puisi. Bahkan mereka pun yang sering membuat puisi, ketika diminta membuatkan puisi tentang gunung meletus,……termangu dalam kelam.. Selain puisi di atas, masih ada puisi lainnya yang bertema bencana alam di bawah ini BANCANA MELANDAKU Puisi Tanpa Nama Lewat suara gemuruh diiringi debu bangunan yang… – Seperti halnya dengan sajak dan puisi dalam bahasa Sunda dan Jawa, contoh sajak dan puisi dalam bahasa Bali juga kini ramai dicari-cari oleh anak sekolah. Sebenarnya hal ini… – Selain kaya dengan kata-kata dan peribahasa Sunda yang menarik dibicarakan, orang-orang Sunda juga terkenal dengan puisi-puisinya yang penuh makna mendalam. Hal ini terjadi mungkin saja karena keramahan dan… – Kami akan mencoba untuk membuat puisi dalam bahasa Sunda buat kalian semua. Akhir-akhir ini banyak sekali di antara kalian yang mencoba mencari artikel tentang Puisi dalam bahasa Sunda….…bisa kita tempuh untuk menghargai jasa para pahlawan adalah dengan puisi. Berikut ini kami tuliskan Puisi tentang Pahlawan di bawah ini. Mudah-mudahan kalian dapat menghargai jasa para pahlawan-pahlawan bangsa. Puisi……karya seni buruk tersebut. Namun menurut saya pribadi sih, malaj karya seni di museum ini justru memiliki nilai seni yang lain dan mempunyai selera yang cukup unik. Contohnya saja seperti……Dalam dunia peran, kata monolog lebih banyak ditujukan untuk kegiatan seni terutama seni peran dan teater. Dalam kehidupan sehari-hari, monolog biasa juga dipentaskan di televisi sebagai acara humor. Misalnya saja……Kakadu berisi salah satu konsentrasi terbesar dari situs seni Aborigin Australia. Sekitar 5000 situs seni telah ditemukan di sepanjang lereng Kakadu dan pada outliers rock. Lukisan Batu Kakadu Lukisan prasejarah…Demikianlah beberapa ulasan tentang puisi bertema seni. Jika Anda merasa belum jelas, bisa juga langsung mengajukan pertanyaan kepada MENARIK LAINNYAmanfaat pohon kaboa, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin, 9 gunung suci di jawa Kebudayaanadalah rangkaian sistem unsur tersebut, sehingga sesuatu bisa dimaknai sebagai sebuah kebudayaan jika dilihat dari rangkaian sistem unsur. Seni hanya akan menjadi seni saja sebagai sebuah hasil kebudayaan bukan sebuah kebudayaan, berbeda jika kita melihat seni yang ada dalam sebuah upacara keagamaan (upacara agama yang didalamnya SEMARANG – Membaca dan memahami karya sastra, termasuk puisi, pada dasarnya adalah kegiatan memberi makna suatu teks. Namun, membaca puisi-puisi Dharmadi yang tampaknya sederhana, kita akan menemukan kesulitan dalam memahami makna dari teks-teks tersebut. Oleh karena itu, untuk memahami makna pada setiap teks puisi Dharmadi, dibutuhkan sebuah analisis. Hal itu dikemukakan Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah Gunoto Saparie ketika menjadi pembicara pada Bedah Buku Antologi Puisi Kata Suara Gema karya penyair Purwokerto, Dharmadi, Senin, 31 Mei 2021. Bedah buku secara virtual itu juga menghadirkan mantan Ketua Keluarga Penulis Kudus Mukti Sutarman Espe. Gunoto mengatakan, analisis makna simbol dapat kita lakukan terhadap puisi-puisi Dharmadi. Analisis yang berawal dari simbol dan menuju ke pemikiran reflektif membutuhkan intuisi imajinatif, elaborasi konsep, dan sistematika. Sistem itu tidak bersifat tertutup, namun selalu mengedepankan kekayaan makna simbol yang sebenarnya telah ada di dalam simbol itu sendiri. Gunoto menunjukkan, sesungguhnya puisi-puisi Dharmadi memang sarat akan simbol-simbol budaya Jawa, sebagai latar belakang kulturalnya. Makna daun pada puisi ā€œDalam Irama Selembar Daunā€ misalnya, merepresentasikan makna sebagai makhluk Tuhan bernama manusia yang dipermainkan nasib. Penyair sebagai aku-lirik mengibaratkan kehidupannya seperti selembar daun itu. Sebelum daun itu rebah ke bumi, aku-lirik meski ā€œbernyanyiā€ namun tetap ada kepasrahan. Barangkali makna angin dalam kalimat ā€œangin semilirā€ adalah takdir dan nasib yang mempermainkan kehidupan manusia. Senada atau paralel dengan itu, demikian Gunoto, puisi-puisi Dharmadi yang berjudul ā€œPeta Nasibā€, ā€œKeretaā€, ā€œKembali tentang Senjaā€, ā€œPiguraā€, ā€œJalan Lurusā€, ā€œTerbang Mengangkasaā€, ā€œMenakar Sepiā€, ā€œMimpiā€, atau ā€œMalam Pekatā€ menampilkan simbol-simbol sebagai manusia yang fana, yatim piatu, dalam deraan nasib. Manusia itu sesungguhnya hanya wayang, sekadar menjalani, tergantung Ki Dalang. Tergantung Kemampuan Pembaca Puisi adalah sebuah karya sastra yang baru mempunyai makna bila diberi makna oleh pembacanya. Pemaknaan sering juga disebut interpretasi. Pemberian makna atau interpretasi sebuah karya sastra, dalam hal ini tergantung pada kemampuan pembacanya di bidang bahasa, selain itu dibutuhkan kemampuan tentang konvensi sastra dan budaya tertentu. Pemaknaan sebuah puisi antara satu pembaca dengan pembaca yang lain berbeda-beda karena karya sastra termasuk puisi memiliki sifat multitafsir. Puisi-puisi Dharmadi, menurut saya, cenderung otobiografis,ā€ ujarnya. Gunoto berpendapat, puisi-puisi Dharmadi memang tidak memakai banyak ragam bahasa kiasan atau majas. Namun Dharmadi sebagai penyair tetap sadar bahwa puisi adalah salah satu karya sastra yang mengandalkan keindahan kata-kata untuk memunculkan kesan estetisnya. Dalam memainkan kata-kata, yang menjadi ujung tombaknya adalah diksi atau pemilihan kata oleh penyairnya. Penyair, tambah Gunoto, harus benar-benar tepat memilih kata jika ingin mengekspresikan dengan ekspresi yang dapat menjelmakan pengalaman jiwanya tersebut. Hal ini, harus diakui, memang cukup berhasil dilakukan oleh Dharmadi. ā€œPuisi-puisi Dharmadi menunjukkan kemampuannya menyatukan antara bentuk dan isi. Dharmadi boleh dibilang telah menguasai peralatan puitiknya,ā€ tandasnya. Dalam bedah buku yang dipandu oleh Kahar DP itu Mukti Sutarman Espe memuji puisi-puisi panjang Dharmadi. Dalam puisi-puisi panjangnya, Mukti merasa mendapatkan sesuatu yang lebih katimbang puisi-puisi pendeknya. ā€œPuisi-puisi pendeknya terkesan belum selesai. Bagaikan judul-judul berita yang disampaikan secara running text dalam televisi,ā€ katanya seraya menambahkan, panjang-pendek sebuah puisi tidak serta merta menunjukkan kualitas. Mukti sangat terkesan dan kagum terhadap Dharmadi, karena pada usia 72 tahun masih mampu menjaga produktivitas dan kreativitasnya dalam berpuisi. Padahal, kalau Dharmadi mulai menulis puisi tahun 1970, ini berarti lebih dari separuh hidupnya untuk berpuisi. ā€œDharmadi selain menulis puisi karena dorongan jagad cilik di dalam dirinya, juga karena rangsangan dari jagad besar di luar dirinya. Hal ini bisa kita simak dari puisi-puisinya,ā€ tambahnya. Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Ganjar Harimansyah mengapresiasi dan bangga karena mendapat kesempatan untuk memfasilitasi bedah buku puisi karya Dharmadi. Kegiatan semacam ini juga akan dilakukan secara kontinyu. Para sastrawan Jawa Tengah dapat menggunakan kesempatan ini untuk dibedah dan didiskusikan buku-buku
salingmelestarikan budaya saling menjaga apa yang akan kita lestarikan dan mempertahankan nuansa budaya indonesia. NAGARI SERIBU BUDAYA Oleh: Dina Rosita Kecapi terdengar seperti suara simfoni sahdu Dipetik jemari sang seniman parahyangan Diiringi lengkingan seruling bambu Suara degung pun berdegung memecah malam Gamelan bertalu dalam pertunjukan
Ilustrasi Puisi Bahasa Indonesia tentang Budaya. Foto Unplash/Mahmur Marganti5 Puisi Bahasa Indonesia tentang Budaya, Tingkatkan Nasionalisme!Ilustrasi Puisis Bahasa Indonesia tentang Budaya. Foto Unplash/Lighten UpIndonesiaKau kaya dengan budaya yang unikBerbagai suku bangsaAdat istiadat yang begitu kuatSerta nyanyian yang mengagumkanIndonesiaBeribu budaya yang kau milikiTersebar dari Sabang sampai MeraukeDari Aceh dengan Tari SamannyaHingga Papua dengan alunan musik TifanyaIndonesiaTak habis aku mengagumimuDengan senjata, rumah serta baju adatDan masih banyak lagiSebagai kekayaan yang bernilai tinggiIndonesiaNegeri dengan budaya luhurBumi yang indah dan suburMenjadikan rakyat damai dan makmurAku bangga padamuWahai generasi mudaMari kita jagaKeberagaman budayaItu hak milik kitaUntuk selama-lamanyaBerawal dari sebuah titikGemulai jemari-jemari lentikBerayun seirama pola yang unikLembut tiupan canting yang antikMelukis motif elok nan cantikPancarkan seni nan kharismatikBanyak ragam motif batik terciptaAlam semesta sebagai inspirasinyaOrnamen buah kawung hadirkan motifKawungSebagai lambang keperkasaan dan keadilanMotif Parangkusumo ragam hias bak ombak lautanMengisyaratkan hidup penuh usaha dan perjuanganMotif Truntum ornamen bunga-bunga kecilSimbol cinta yang tulus tanpa syaratBatik Tambal bermotif ceplok, parang dan meruSebagai tambal penyembuh penyakitMotif Pamiluto sebagai pakaian pertunanganSimbol perekat sebuah hubunganMasih banyak ragam motif batikSebagai warisan budaya yang unikMasyarakat dunia pun tertarikKita harus jaga dengan baik-baikHanya dari selembar kulit kerbauDikeringkan membentuk sebuah tokohDibuat dengan gerak yang dinamisTerciptalah wayang kulitMahakarya seni yang luar biasaApa yang dapat kau lihat?Hanya sebuah bayanganYang dimainkan oleh seorang dalangYang berada di balik layarDiiringi lantunan alat musik tradisionalNamun sarat nilai-nilai moral kehidupanCerita Ramayana dan Mahabarata jadi lakonnyaMemukau setiap penonton yang hadirPertunjukan wayang kulit jadi idolaKita harus selalu mencintainyaSebagai warisan budaya luhur adalah mati atau robohGugur gunung ramai-ramai merobohkan gunungApakah mampu?Pekerjaan besar ibarat sebuah gunungAkan menjadi ringan dikerjakan bersama-samaGugur gunung tak hanya sebuah idiom semataNamun sarat dengan nilai-nilai moralMengajarkan kebersamaan dan kekeluargaanMengajarkan keikhlasan dan kepedulianKerelaan berkorban demi kepentingan bersamaJuga tanggung jawab terhadap lingkunganIni adalah kearifan lokalNilai-nilai budaya yang luhurHendaknya kita lestarikanJangan sampai tergerus zamanSiapa yang tak tahu?Hiruk pikuk masyarakat kota YogyakartaMenyambut datangnya sebuah perayaanBulan Maulud pun telah tibaGamelan Kanjeng Kyai Sekati pun ditabuh dalam dua rancakKanjeng Kyai Nogowilogo dan KanjengGuntur MaduPertanda perayaan kelahiran NabiMuhammad telah dimulaiDisertai pembacaan naskah riwayatMaulid Nabi MuhammadUpacara begitu sakral sarat dengan mitosPerpaduan antara dakwah Islam dan seni Pengikut akan mendapat berkah dan pahalaBahkan bisa menjadikan awet mudaBenarkah itu ?Masyarakat yakin dan percayaGunungan adalah sedekah sang rajaGunungan tinggi menjulang diarak warga Terbuat dari beras ketan, makanan, buah juga sayuranMasyarakat pun berebut untuk mendapatkannya
PUISINUANSA BUDAYA INDONESIA Oleh Destriani Hamidah Indahnya negeri ini dalam buaian ibu pertiwi negri ini di penuhi dengan keberagaman nuansa estetika budaya indonesia Bangsa ini kaya akan budaya penuh menggunakan symphoni yang latif mengapa tidak kita lestarikan ? mengapa tidak kita pertahankan ? Ini bangsa kita.. ini negri kita..
Puisi tentang Kesenian yang Estetik sebagai Referensi, Foto Unsplash/russn_fckrBingung karena dapat tugas dari sekolah membuat puisi tentang kesenian? Dalam artikel ini ada contoh puisi tentang kesenian yang dapat kamu jadikan sebagai referensi untuk tugas merupakan salah satu hal yang banyak menyimpan sejarah. Dengan adanya kesenian banyak dari sebagian orang merasa terhibur dengan kegiatan tentang Kesenian yang Estetik sebagai Referensi Puisi tentang Kesenian yang Estetik sebagai Referensi, Foto Unsplash/Kelli TungayBeberapa contoh puisi tentang kesenian yang estetik sebagai referensi dalam pembuatan tugas sekolah kamu, dikutip dari buku yang berjudul Sajak Negeri Seribu Budaya yang ditulis oleh Uswatun Khasanah Negeri dengan KesenianMenariknya negeri ini]dalam rangkulan ibu pertiwiNegeri ini memiliki banyak kesenianYang menceritakan adat istiadat di negeri iniNegeri ini memiliki banyak kebudayaanPenuh dengan cerita yang selalu menawanKenaapa tidak selalu kita lestarikan?Kenapa tidak selalu kita pertahankan?Kita bernafas dan kita tumbuh dalam negeri berharga iniNegeri Seribu BudayaKau kaya dengan budaya yang unikAdat istiadat yang begitu kuatSerta nyanyian yang mngagumkanBeribu budaya yang kau milikiTersebaar dari Sabang sampai MeraukeDari aceh dengan Tari SamannyaHingga Papua dengan alunan musikTak habis aku mengagumimuDengan sejuta rumah dan baju adatSebagai kesenian budaya yang bernilai tinggiPenari Kuda LumpingPasukan berbaju merah ituMeskipun kudanya hanya dari bambuNamun laksana prajurit penunggang kudaaDengarkan hentakan kakinyaKeras, kuat, dan begitu serempakBak ekor kuda di medan perangRampak KendangRampak artinya bersama-samaKendang sebagai instrumen utamaGamelan, rebab, gitar sebagai variasinyaDitabuh bersama ikuti iramaGambaran rakyat yang bersahajaSeragam busana corak dan warnaIsyaratkan masyarakat yang rukunHarmonis dengan gotong royongnyaJuga keceriaan yang terpancarRampak Kendang kesenian tanah SundaSebagai warisan budaya IndonesiaSemoga akan tetap terjagaDan dicinta tua maupun mudaDari 20 contoh puisi tentang kesenian di atas, kamu bisa mengolahnya kembali dengan gayamu sendiri sehingga tugas sekolahmu berbeda dari yang lain.elin . 174 228 314 345 4 216 128 498

puisi tentang seni dan budaya