Syekh Siti Jenar kemudian berkata, "Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya." Kemudian tubuh Syekh Siti Jenar naik ke surga seiring dengan kata-kata: "Jika ada seorang manusia yang percaya kepada kesatuan selain dari Tuhan Yang Maha Kuasa, dia akan kecewa, karena dia tidak akan memperoleh apa yang dia inginkan." KOMPAS.com - Syekh Siti Jenar merupakan salah satu tokoh penyebar Islam di tanah Jawa. Sosoknya dikenal kontroversial karena banyak yang menganggap bahwa ajarannya sesat. Syekh Siti Jenar bahkan berakhir dengan dieksekusi mati.
Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, kata peribahasa. Ajaran Syekh Siti Jenar dipadamkan -meski demikian, ajaran SSJ tetap berjalan dan disampaikan secara sembunyi-sembunyi. Rakyat patuh kepada raja secara pasif, sedangkan kalangan elite berebut kekuasaan. Akibatnya, umur kerajaan tak ada yang panjang, Demak jatuh disusul dengan
Syekh Siti Jenar (artinya: tanah merah) yang memiliki nama Abdul Jalil dan nama kecil San Ali (juga dikenal dengan nama Sunan Jepara, Sitibrit, Syekh Lemahbang, Syekh Jabarantas) adalah seorang tokoh sufi asal Jawa dan salah seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa, khususnya di Kabupaten Demak. [1] Nama dan julukan Kata sasahidan juga sering dipakai untuk mengawali wirid sifat 20 (dua puluh) Gusti Allah, sebagai penegasan pengakuan keimanan atas keduapuluh sifat tersebut. R.Ngabehi Ronggowarsito menulis kitab atau serat "Wirid Hidayat Jati", muncul sebuah ajaran Sasahidan versi Syekh Siti Jenar. Dari kitab Wirid Hidayat Jati ini pula, A. Sejarah Siti Jenar. Siti Jenar sebenarnya anak seorang raja - pendeta di daerah Cirebon. Dia sangat kritis terhadap tatanan yang ada. Sehingga kadang-kadang ayahnya sang raja - pendeta ini tersinggung dengan prilakunya. Siti Jenar yang nama aslinya Ali Hasan, menempuh pendidikan agamanya di Timur Tengah, Baghdad khususnya. . 146 194 345 287 209 445 153 241

kata2 syekh siti jenar